Kamis, 05 Februari 2015

// //

Akhlak, Kunci Utama Perubahan

JIKA ingin berhasil maka kita harus melakukan sebuah perubahan. Perubahan yang akan mengantarkan kita pada gerbang sebuah kesuksesan. Namun, perubaha itu tidak akan terwujud begitu saja, jika tidak ada gerakan dari diri sendiri. Hal yang pertama kali harus dilakukan agar kita dapat melakukan perubahan, ialah perbaikan pada akhlak. Ya, akhlak, merupakan kunci dari sebuah perubahan.

Akhlak adalah hal pertama yang biasanya dinilai oleh seseorang. Jika kita memiliki perilaku terpuji orang yang melihatnya pun akan tertarik pada kita. Dengan begitu cukup mudah untuk kita melangkah selanjutnya. Baik dalam bidang pekerjaan bahkan dalam hal mencari pasangan hidup.

Namun sebaliknya, jika kita memiliki akhlak yang tidak baik, maka ketika akan melangkah itu cukup sulit. Karena biasanya, seseorang yang memiliki akhlak kurang terpuji akan dijauhi oleh orang lain. Kalau pun ada yang mendekati, pasti yang memiliki akhlak serupa dengannya. Inilah yang menjadi penghambat kesuksesan.
Perbaikan pada akhlak tidak akan terwujud jika tidak ada niat dan tekad yang kuat pada diri kita untuk mewujudkannya. Karena, pendorong dalam hal perbaikan ialah berawal dari dalam diri sendiri. Faktor luar hanyalah pemberi semangat atau pun motivasi sebagai penguat diri kita untuk mencapai sebuah perubahan.

Jika kita lihat sekarang ini, kita sangat krisis akhlak. Banyak orang yang sudah tak perduli lagi dengan ketentuan yang harus dilakukan dalam bertingkah laku. Maka, bantulah mereka dengan mengubah akhlak kita terlebih dahulu. Barulah kita dapat mengajak mereka yang belum mengerti tentang akhlak yang baik itu seperti apa, hingga mereka paham dan mau melakukan perubahan.

Lakukan perubahan untuk masa depan yang lebih baik. Lakukan perubahan untuk menggapai impian. Lakukan perubahan untuk mencapai kesuksesan. Ubahlah akhlak dengan memantapkannya pada perilaku yang baik agar dapat melakukan perubahan itu. Karena akhlak yang baik, merupakan kunci dari sebuah perubahan ke arah yang baik pula. Wallahu ‘alam. [Disarikan dari KH. Abdul Ghafur]