Jumat, 13 Februari 2015

// //

Guru yang Menyenangkan, Inilah Caranya

GURU yang baik pada dasarnya adalah manusia yang baik. Mereka memiliki kepribadian penyayang, baik, hangat, sabar, tegas, luwes dalam perilaku, bekerja keras, serta berkomitmen pada pekerjaan mereka.
Pusat perhatian mereka bukanlah pada buku teks atau kurikulum, tetapi pada anak! Mereka sangat menyadari beragamnya cara anak-anak belajar, perbedaan antar anak-anak dan pentingnya metode beragam untuk mendorong siswa mampu belajar.
Anak-anak yang belajar dengan guru semacam itu tidak perlu lagi mengeluarkan uang tambahan untuk mengikuti les sepulang sekolah.
Tidak mudah menjadi guru yang baik, menyenangkan, dikagumi dan dihormati oleh anak didik, masyarakat sekitar dan rekan seprofesi.
Kelas yang menyenangkan kuncinya ada pada guru, karena dia adalah sutradara sekaligus aktor. Dia yang menentukan apakah kelas menjadi kisah horor atau cerita petualang yang mengasyikkan.
Bagaimana untuk menciptakan pribadi atau guru yang powerful, Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guru untuk mendapat pengakuan sebagai guru yang baik dan berhasil:
Pertama, berusahalah tampil di muka kelas dengan prima. Kuasai betul materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa. Jika perlu, ketika berbicara di muka kelasa tidak membuka catatan atau buku pegangan sama sekali. Berbicaralah yang jelas dan lancar sehingga terkesan di hati siswa bahwa kita benar-benar tahu segala permasalahan dari materi yang disampaikan.
Guru yang berperan sebagai pemimpin handal. Pemimpin yang baik tidak hanya selalu berada di depan, member perintah atau komando, namun lebih banyak memberikan ruang dan kesempatan kepada anak-anak agar mereka bisa berkembang.
Cara yang mampu memotivasi. Guru yang menyenangkan tahu, memberi motivasi jauh berbeda dengan menekan murid dengan berbagai cara agar berprestasi.
Guru yang mampu berkomunikasi secara jernih.
Ada sinyal yang kuat. Frekuensi yang dipancarkan guru dapat ditangkap baik olehh murid jika gelombangnya sama. Artinya berbicarala dengan cara dan bahasa yang mereka pahami.
Layaknya panggung pertunjukkan dan guru adalah aktornya, sebagai aktor yang baik, guru tahu kapan harus bersuara keras, pelan, lembut, atau cepat. Kendalikan emosi. Jangan mudah marah di kelas dan jangan mudah tersinggung karena perilaku siswa. Ingat siswa yang kita ajar adalah remaja yang masih sangat labil emasinya. Siswa yang kita ajar berasal dari daerah dan budaya yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya dan berbeda dengan kebiasaan kita, apalagi mungkin pendidikan di rumah dari orang tuanya memang kurang sesuai dengan tata cara dan kebiasaan kita. Marah di kelas akan membuat suasana menjadi tidak enak, siswa menjadi tegang. Hal ini akan berpengaruh pada daya nalar siswa untuk menerima materi pelajaran yang kita berikan.
Tahu kapan berhenti untuk memberi kesempatan berpikir kepada anak-anak, memilih kata-kata efektif sehingga selalu terngiang dalam alam sadar dan bawah sadar murid.
Guru yang bergerak efektif di kelas. Ruang kelas adalah medan yang dijelajahi setiap jengkanya, bukan sekadar menyisir sisi depan kelas saja. Bergeraklah kesemua sudut kelas.
Guru yang menampilkan diri sebagai seseorang yang percaya diri, guru yang enerjik dan tampil muka selalu ceria.
Dengan cara yang demikian, mudah-mudahan setiap Muslim yang mendidik anak-anaknya atau guru sekalipun dapat memberikan kenyamanan bagi peserta didik sehingga berpengaruh pada penyampaian ilmu. [Sumber: Sekolah yang menyenangkan/Karya: Anna Farida/Penerbit:Nuansa]