SYAIKHUL-Islâm Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatatakan bahwa “Syi’ah
itu buatan kaum zindiq munafik, yang pada masa ‘Ali hidup, beliau telah
membakar sebagian dari mereka dan sebagian lagi melarikan diri dari
pedang beliau,” [Minhâjus Sunnah 1/11].
Apa yang dikatakan oleh Ibnu Taimiyyah hendaknya sudah jelas dan
tegas bahwa Syiah sama sekali bukan sekte (atau bagian) dari Islam. Ibnu
Taimiyyah adalah seorang ulama besar yang pernah dipunyai oleh sejarah
Islam. Siapa meragukan kapasitas beliau secara keislaman dan ilmu?
Salah satu ciri yang menonjol dari kaum Syiah adalah mereka sangat
mengagung-agungkan Ali, sebaliknya sangat mendeskreditkan
sahabat-sahabat lainnya—padahal dibandingkan dengan Abu Bakar, Umar, dan
Ustman, siapalah orang-orang Syiah itu amalnya terhadap Rasulullah dan
Islam?
Inilah perkataan-perkataan kaum Syiah terhadap para sahabat, yang dinukilkan dari kitab-kitab mereka sendiri:
1. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat telah murtad sepeninggal
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali tiga orang, yaitu: Miqdâd bin
Aswad, Abu Dzar, dan Salmân al-Fârisi. [Raudhatun Minal Kâfi 8/245-246
oleh ulama mereka yang bernama Al Kulini].
2. Mereka mengatakan, bahwa para sahabat adalah orang-orang kuffar,
sesat, dan terlaknat karena memerangi ‘Ali dan mereka kekal di neraka.
[Awâ-ilul Maqâlât hal. 45 oleh Mufîd].
3. Ni’matullah al-Jazâ-iri al-Mâjûsi mengatakan dalam kitabnya,
al-Anwâru Nu’mâniyyah (2/244), “Imamiyyah mengatakan dengan nash yang
terang atas imamahnya ‘Ali dan mereka telah mengkafirkan para sahabat.”
4. Muhammad Bâqir al Majlîsi mengatakan: “Aqidah kita tentang
berlepas diri (al-barâ`) ialah: bahwa sesungguhnya kita berlepas diri
dari empat orang berhala, yaitu: Abu Bakr, ‘Umar, ‘Utsmân, dan
Mu’âwiyah. Dan dari empat orang perempuan, yaitu: ‘Aisyah, Hafshah,
Hindun, dan Ummul-Hakam. Dan dari semua pendukung dan pengikut-pengikut
mereka. Sesungguhnya mereka adalah sejelek-jelek makhluk Allah di
permukaan bumi; dan sesungguhnya tidak sempurna iman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan (iman) kepada para imam, kecuali sesudah berlepas diri
dari musuh-musuh mereka”. [Haqqul-Yakîin, hal. 519 dalam bahasa Parsi].
5. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsmân diadzab di neraka dengan sekeras-keras
azab.
azab.
6. Mereka mengatakan, bahwa Abu Bakr dan ‘Umar adalah orang pertama yang masuk neraka bersama Iblis.
7. Bahkan mereka mengatakan, bahwa ‘Umar diadzab di neraka lebih keras dari iblis. [Al-Anwârun- Nu’mâniyyah, 1/81-82].
8. Penyusun kitab al-Anwârun-Nu’mâniyyah (1/81-82) berkata : “Telah
datang riwayat-riwayat yang khusus-yakni dari Syi’ah karena ahlus Sunnah
menurut mereka adalah orang-orang awam-, “Sesungguhnya setan dirantai
dengan tujuh puluh rantai dari besi Jahannam, dan ia dibawa ke mahsyar
(tempat berkumpul). Maka, setan melihat ada seorang laki-laki di
depannya yang dibawa oleh Malaikat Adzab, dalam keadaan di lehernya ada
seratus dua puluh rantai dari rantairantai Jahannam. Lalu, setan
mendekat kepadanya dan ia bertanya (kepada orang itu): ‘Apakah gerangan
yang telah diperbuat oleh orang celaka ini sehingga dia diadzab lebih
dariku, padahal akulah yang menyesatkan makhluk dan membawa mereka
kepada kebinasaan?’ Maka, ‘Umar menjawab pertanyaan setan itu: “Tidak
ada sesuatu pun yang aku kerjakan selain sesungguhnya aku telah merampas
khilâfah ‘Ali bin Abi Thâlib’.”
Kemudian si Majusi yang bernama Ni’matullah al-Jazâ-iri ini memberi
komentar: “Zhahirnya bahwa dia -yakni Umar- manganggap kecil apa yang
menyebabkan dirinya menjadi celaka dan bertambah adzabnya, padahal dia
tidak tahu, bahwa setiap yang terjadi di dunia ini sampai hari Kiamat
berupa kekufuran dan kemunafikan dan berkuasanya orang-orang yang
durhaka dan zhalim, tidak lain melainkan disebabkan oleh perbuatannya
ini.” (Saya nukil dari kitab Mas-alatut Taqrîb [1/366) oleh Syaikh
Nâshir al-Qifâri].
Lihatlah apa yang telah dikatakan si Majusi ini terhadap khalifah
yang mulia ‘Umar bin Khaththâb Radhiallahu ‘anhu. Yang menurut keyakinan
Syi’ah, bahwa ‘Umar diazab lebih pedih dan lebih besar dari Iblis!?
Demikian juga bahwa perbuatan ‘Umar lebih menyesatkan daripada perbuatan
Iblis!?
9. Telah berkata seorang Majusi lainnya, asy-Syirâzi, yang mereka
namakan tanpa haq dengan “Ayatollah”(!?): “Biarkanlah mereka (yakni
Syi’ah) menjelaskan dengan setiap ketegasan, sesungguhnya Abu Bakr dan
‘Umar, keduanya tidak pernah beriman kepada Allah meskipun sekejap mata
saja. Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah) menjelaskan dengan setiap
ketegasan, sesungguhnya ‘Aisyah seorang Khawârij, sedangkan Khawârij
adalah kafir. Biarkanlah mereka (yakni Syi’ah) menjelaskan dengan setiap
ketegasan, sesungguhnya ‘Utsman laknatullah dari Bani Umayyah, dan
mereka adalah pohon yang terlaknat di dalam Al-Qur’ân.”
Si Majusi ini sampai hari ini masih hidup sebagai salah seorang ulama mereka (baca: Syi’ah Râfidhah).
(Saya nukil dengan ringkas dari kitab Zhâhiratut-Takfîr fi Madzhab
Syi’ah (hal. 9) oleh Syaikh ‘Abdurrahmân Muhammad Sa’îd
ad-Dimasyqiyyah).
10.Al Kulini di kitabnya, al-Kâfi, di bagian kitab “Raudhah”
mengatakan: “Bahwa dua orang Syaikh (yang dimaksud oleh mereka adalah
Abu Bakar dan ‘Umar) telah terpisah dari dunia ini (yakni mati) (dalam
keadaan) tidak bertaubat dan tidak mengingat apa yang keduanya telah
perbuat terhadap Amirul-Mukminin (yakni ‘Ali bin Abi Thâlib), maka atas
keduanya laknat Allah dan malaikat dan manusia semuanya.” [Saya nukil
dari kitab Mas-alatut-Taqrîb Baina Ahlis-Sunnah wasy-Syî’ah (1/366) oleh
Syaikh Nâshir al-Qifâri].
11.Kemudian si Majusi yang bernama Ni’matullah al-Jazâ-iri di kitab
al-Anwârun Nu’mâniyyah (2/111) mengatakan: “Telah dinukil di dalam
riwayat-riwayat pertama –yakni riwayat Syi’ah- bahwa khalifah yang
pertama –yakni Abu Bakr- bersama dengan Nabi Sallallahu ‘alaihi wa
sallam, sedangkan berhala yang biasa dia sembah pada zaman Jahiliyyah
tergantung di lehernya tertutup oleh bajunya. Dan dia pun sujud –yakni
di dalam shalat- sedangkan yang dia maksudkan adalah sujud kepada
berhalanya itu sampai Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam mati, maka
barulah mereka (yakni para sahabat di bawah pimpinan Abu Bakr)
menyatakan (secara terang-terangan) apa yang ada di dalam hati-hati
mereka.”
Demikianlah, beberapa tuduhan keji sekte aneh ini terhadap para
sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah mendapatkan
sanjungan dari Allah Azza wa Jalla. Semoga kian menyadarkan kaum
muslimin akan tipu-daya dan kebusukan mereka. Wallahul-Hâdi [Al-Ustadz
Abdul Hakim bin Amir Abdat/majalah as-sunnah]