TIDAK diragukan lagi bahwa kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah
SWT, nas-nasnya banyak menyebut hari akhir, membuat orang takut akan
hari itu, memberi kabar gembira tentang kenikmatan yang Allah sediakan
di surga bagi orang-orang yang mengimaninya, dan memberi peringatan akan
siksa neraka dan bencana kiamat. Hanya saja, kitab-kitab ini mengalami
banyak perubahan, dan nas-nasnya yang mengungkapkan hari akhir banyak
yang hilang.
1. Dalam kitab Taurat, yang dinisbahkan kepada Nabi Musa as. kitab
hanya menemukan satu nas yang secara jelas menyebut hari kiamat, yaitu
dalah Taurat Samaritan. Sedangkan dalam Taurat Ibrani, nasnya mengandung
dua arti. Dalam kitab Deotoronomy, bab 32 (34-35) dari Taurat
Samaritan, dinyatakan, “Bukanlah ia terkumpul di sisi-Ku dan tersegel di
dalam perbendaharaan-Ku, sampai hari pembalasan dan pengganjaran, pada
waktu kaki-kaki mereka tergelincir.”
Nas dalam Taurat Ibrani berbunyi, “Bukankah itu terkumpul di sisi-Ku
dan tersegel di dalam pembendaharaan-Ku. Adalah hak-Ku menghukum dan
membalas pada waktu kaki-kaki mereka tergelincir.”
Nas Taurat Samaritan menunjukkan bahwa keputusan itu terjadi pada
hari kiamat, yang dinamakannya ‘hari pembalasan dan pengganjaran’. Nas
Taurat Ibrani, sebaliknya, memungkinkan hukuman iu terjadi di dunia, di
samping mungkin pula di akhirat. Karena itu golongan Yahudi Shaduqiyyin,
yang hanya beriman pada Taurat Ibrani, tidak percaya akan adanya
kebangkitan, karena tidak ada dalil yang menunjukka akan hal itu.
Adapun kitab-kitab para nabi yang lain dalam Taurat, di dalamnya
terdapat beberapa nas yang menyebutkan dengan jelas soal kebangkitan,
begitu pula kitab-kitab dalam Injil.
2. Dalam kitab Daniel, “Banyak orang-orang yang tidur di bawah tanah
itu bangkit, sebagian menuju kehidupan abadi dan sebagian menuju
kemelaratan dan kehinaan abadi.”
3. Dalam kitab Mazmur disebutkan tentang penggiringan ke neraka,
“Mereka digiring ke neraka bagaikan kambing; kematian menyentuh mereka,
dini hari mereka dipandu oleh orang-orang yang lurus, rupa mereka
lusung, dan jurang yang sangat dalam adalah tempat tinggal mereka.”
4. Dalam Injil Laukas terdapat isyrat tentag azab kubur. Dalam kitab
itu dikatakan, “Orang kaya itu mati dan dikubur, lalu ia bangun di dalam
jurang yang sangat dalam dan ia berada dalam siksaan.” Orang yang
dikubur itu termasuk pendosa. Ia berada dalam azab dan ia melihat
tempatnya di neraka. Jurang yang sangat dalam itu neraka.
5. Dalam Injil Matius, “Bila satu tangamu atau satu kakimu
menyebabkan kamu jatuh, potonglah dan buang jauh-jauh. Lebih baik kamu
hidup pincang atau bunting daripada mempunyai dua tangan atau dua kaki
tetapi jatuh ke dalam neraka abadi.”
Salah satu kitab yang berbicara tentang surga dan neraka adalah Injil
Barnabas. Kitab ini membicarakan penduduk surga, bahwa mereka makan dan
minum, tetapi tidak buang air kecil maupun besar, karena makanan dan
minuman mereka tidak mengandung keburukan sama sekali. Namun, kaum
Nasrani tidak mempercayai Injil yang baru muncul belakangan di zaman
kita ini.
Sebagian kaum Yahudi mengimani kebangkitan. Mereka ini golongan
Kitbah. Golongan lain, yaitu Shaduqiyyin, tidak mengimani kebangkitan
dan kekelan di surga dan neraka. Injil Matius, ketika menceritakan
kelompok yang tidak mempercayai kiamat, yang mendatangi dan mendebat
Nabi Isa as. mengatakan, “Pada hari itu datang kepadanya Shaduqiyyin,
yaitu orang-orang yang mengatakan tidak ada kiamat.” Isa as. pernah
menjawab salah seorang muridnya yang mengatakan, “Apakah jasad kita
masuk surga?” Isa as. berkata kepada murindnya itu, “Hati-hati Peter,
jangan sampai kamu termasuk Shaduqiyyin, karena mereka mengatakan bahwa
jasad tidak bangkit dan malaikat tidak ada. Karena itu, jasad dan roh
mereka haram masuk ke surga.”
Kaum Nasrani percaya bahwa yang merasakan nikmat atau siksaan di hari
kiamat adalah roh saja. Sebagian orang yang mengaku muslim, yaitu para
filosof dan penganut aliran kebatinan yang sesat, sependapat dengan
mereka. [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]